Kondisi alam kepulauan Nusa Tenggara yang kering sepanjang tahun ternyata memiliki daya tarik wisata tersendiri. Walaupun curah hujan di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) terbilang sangat kecil, namun hal tersebut tidak mematikan potensi wisata alam dan budaya yang tersebar di kepulauan bagian selatan Indonesia tersebut. Pulau-pulau yang berada di kawasan provinsi NTT antara lain Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Palor, Pulau Sumba, Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan lain-lain.
Artikel wisata kali ini akan membahas perjalanan menjelajahi sejumlah tempat wisata di kota Maumere dan Ende. Kedua kota tersebut berada di Pulau Flores. Jalur penerbangan menuju Lapangan Terbang (LT) Waioti, kota Maumere pada umumnya dari Jakarta transit terlebih dulu melalui ibukota NTT, Kupang, yaitu bandara Eltari. Atau bila Anda sedang berlibur di Bali maka bisa melanjutkan acara wisata keliling Nusantara menuju LT dekat Labuhan Bajo, yaitu LT Satartacik di Ruteng. Kedua jalur penerbangan tersebut memiliki sisi plus-minus masing-masing.
Sesampai di Maumere, wisatawan bisa menyewa (rental) mobil untuk perjalanan darat mengelilingi tempat wisata di Pulau Flores. Obyek wisata yang berada di Maumere antara lain Gereja Tua Sikka, desa Jopu tempat hidup Suku Lio, Patung Kristus Raja, Bukit Nilo, Gereja Kathedral St. Yoseph, dan lain-lain. Pengaruh agama Kristen Katholik dan Kristen Protestan terlihat sangat jelas di setiap sudut kota Maumere.
Jelajah Tempat Wisata di Kabupaten Ende
Setelah itu,
perjalanan wisata masih berada di jalur darat dari kabupaten Maumere
menuju kabupaten Ende. Butuh waktu kurang lebih 4 jam untuk melewati
jalur dataran tinggi Maumere-Ende. Tidak jauh berbeda dengan kota
Maumere, penduduk Ende sebagian besar beragama Katholik. Penduduk muslim
hanya sebagian kecil, dan itupun tinggal terpisah di Pulau Ende. Nah,
Anda pasti bingung mendengar ada Pulau Ende dan kota Ende yang lokasinya
terpisah.
Itulah keunikan tempat tersebut. Pulau Ende merupakan
pulau kecil yang terletak di selatan Kota Ende. Pulau Ende memiliki
penduduk yang semuanya beragama Islam. Sedangkan kota Ende sendiri
berada di Pulau Flores dengan penduduk Katholik. Kedua wilayah tersebut
terpisah selat dan memiliki adat istiadat yang berbeda. Meski demikian,
kedua lokasi itu memiliki kepentingan yang sama dalam mendukung kemajuan
iklim wisata disana.
Obyek wisata bersejarah yang berada di
kabupaten Ende antara lain rumah tempat pengasingan Bung Karno ketika
menjadi tahanan kolonialisme Belanda. Pada halaman rumah tersebut
terdapat sebuah pohon sukun yang dianggap sakral oleh penduduk setempat.
Konon katanya, Bung Karno memperoleh inspirasi rumusan sila-sila
Pancasila ketika sedang merenung di bawah pohon sukun tersebut. Tempat
wisata di Ende tersebut dirawat dan dikelola oleh seorang penjaga.
Jalur Transportasi Menuju Gunung Kelimutu
Selain rumah
pengasingan Ir. Soekarno, Ende masih mempunyai obyek wisata yang tak
kalah indahnya, yaitu Pantai Ende, pasar tradisional penjualan kain
tenun ikat, dan gereja kathedral Ende. Kota Ende memiliki bandara H.
Hasan Aroeboesman yang siap melayani kebutuhan penerbangan domestik
untuk para wisatawan dari dalam dan luar negeri. Setelah ini acara
jalan-jalan ke tempat wisata mana lagi? Kalau bicara tempat wisata di
Ende, maka ingatan kita pasti tertuju kepada Gunung Kelimutu.
Kawah Gunung Kelimetu tampak dari atas |
Yup!
Tujuan wisata berikutnya adalah Gunung Kelimutu yang memiliki Danau
Kelimutu dengan tiga warna ajaibnya. Untuk mencapai Gunung Kelimutu,
perjalanan darat masih naik mobil rental menuju Desa Moni. Jalur darat
dari Ende ke desa Moni melewati jalan terjal berkelok-kelok dan
memerlukan waktu sekitar 2 jam. Wisatawan umumnya sampai di Desa Moni
ketika malam hari untuk mendapatkan keindahan matahari terbit keesokan
harinya. Jangan khawatir, di Desa Moni telah dibangun hotel yang bisa
Anda tempati selama liburan ke Danau Kelimutu.
Bagi wisatawan yang
ingin mengejar keindahan alam Flores ketika sunrise (matahari terbit),
maka mereka harus rela bangun pagi jam 4 waktu setempat. Pendakian
Gunung Kelimutu tidak se-ekstrim Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Meski
demikian, udara dingin menjadi tantangan tersendiri bagi wisatawan yang
menyukai tempat wisata alam.
Jarak Desa Moni ke puncak Gunung Kelimutu, tempat Danau Kelimutu
berada, adalah 13 kilometer. Pastikan Anda menyiapkan stamina yang prima
untuk melakukan pendakian ini.
Keindahan Tiga Warna Danau Kelimutu
Pada saat terbit fajar,
keindahan danau tiga warna berpadu dengan sinar matahari pagi. Udara
pagi hari yang berkabut memberi sensasi tersendiri bagi setiap wisatawan
yang ingin menikmati salah satu tempat wisata di Indonesia
Timur ini. Butuh waktu beberapa jam hingga matahari agak tinggi agar
bisa melihat indahnya tiga warna Danau Kelimutu. Danau Kelimutu
sebenarnya adalah kawah aktif gunung berapi Kelimutu. Karena aktifitas
vulkanis yang terus-menerus terjadi maka warna ketiga danau tersebut
berubah sesuai suhu air di dalam kawah.
Mitos yang diyakini oleh
masyarakat setempat adalah Danau Kelimutu menjadi tempat tinggal bagi
roh-roh manusia yang telah meninggal. Ketiga danau tersebut memiliki
nama, warna, dan fungsi masing-masing. Berikut ini penjelasan tiga warna
Danau Kelimutu di Ende, Flores.
- Tiwu Ata Polo. Danau tersebut memiliki luas 4 ha dan kedalaman 64 meter. Warnanya sering berubah-ubah dari merah menjadi biru toska. Masyarakat setempat percaya bahwa danau ini menjadi persemayaman arwah manusia yang selama hidupnya melakukan kejahatan sihir.
- Tiwu Nuamuri Koofai. Danau yang berdampingan dengan Tiwu Ata Polo tersebut memiliki luas 5.5 ha dan kedalaman 127 meter. Warnanya hampir sama dengan Tiwu Ata Polo. Danau ini merupakan tempat tinggal arwah orang muda yang sudah meninggal dunia.
- Tiwu Ata Mbupu. Danau ini memiliki luas 4.5 ha dan kedalaman 67 meter. Warna danau ini hijau kehitam-hitaman. Tempat ini dipercaya masyarakat sebagai tempat tinggal arwah orang tua yang sudah meninggal.
Danau Kelimutu dengan pesona tiga warnanya
merupakan daya tarik utama kunjungan wisata di kota Ende. Banyak
wisatawan asing yang penasaran dan ingin melihat dari dekat keindahan
tempat wisata Danau Kelimutu. Sejak era kolonialisme Belanda kawasan
wisata Danau Kelimutu telah dikenal sampai ke benua Eropa. Potensi
wisata ini merupakan penggerak laju perekonomian masyarakat yang tinggal
di sekitar Gunung Kelimutu.
Penduduk Ende mendukung daya tarik wisata Danau Kelimutu dengan membangun hotel, tempat penginapan, pusat kerajinan rakyat, wisata kuliner,
dan beragam daya tarik wisata lainnya. Dengan demikian, segala
keindahan dan karunia Tuhan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk
kesejahteraan rakyat. Ayo jelajahi keindahan tempat wisata di Maumere
dan Ende!
0 komentar:
Posting Komentar